Langsung ke konten utama

Rabiul Awwal Bulan Maulid dan Hijrah Nabi Saw


 
 
Majalah Fajar Islam-Rabi’ul awwal memang bukan bulan haram seperti seperti empat bulan haram (arba’atun hurum) seperti Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Al Muharram, dan Rajab yang diabadikan keberadaannya dalam Al Quran Surat At Taubah ayat 36 (lihat Tafsir Jalalain Juz 3/278). Juga bukan bulan Ramadhan yang diabadikan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 185 yang menjadi bulan diturunkannya Alquran dan menjadi bulan ibadah dimana satu bulan penuh umat Islam bertaqarub  kepada Allah Swt dengan ibadah Shiyam dan Qiyam serta ibadah-ibadah lainnya. Pun bukan bulan yang di dalamnya ada hari raya bagi umat Islam seperti bulan Dzul Hijjah yang ada Iedul Adha dan Syawwal yang ada Idul Fitri. 
 
Namun bulan Rabiul Awwal tidak bisa dianggap sebagai bulan biasa saja yang tak perlu diperhatikan. Sebab, di dalamnya ada dua peristiwa penting. Pertama, bulan kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw. Kedua, bulan hijrah Nabi Saw dari Mekkah ke kota Madinah.  
 
Bukan semata kelahiran seorang bayi bernama Muhammad 
 
Kelahiran Nabi Muhammad Saw di kota Makkah pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun gajah, yakni tahun penyerbuan kota Makkah oleh Pasukan Gajah yang dipimpin oleh Raja Nasrani dari Yaman yang bernama Abrahah dengan tujuan untuk menghancurkan Ka’bah, bukan sekedar kelahiran seorang bayi yang diberi nama Muhammad. Tentu di dunia ini banyak sekali bayi yang lahir dengan diberi nama Muhammad. Tapi Maulid Nabi Saw. adalah kelahiran seorang manusia yang tidak sama dengan manusia biasa. Keajaiban sudah terjadi pada hari kelahirannya. Pasukan Gajah Abrahah yang memiliki target serbuan menghancurkan Ka’bah justru malah dibuat hancur lebur, pasukannya lumat binasa. Allah Swt mengabadikan peristiwa yang luar biasa ini dalam firman-Nya: 
 
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al Fiil ayat 1-5). 
 
Tatkala masih remaja dan ikut berdagang ke Syria bersama Abu Thalib, Paman beliau Saw., pendeta Nasrani Buhairo sudah melihat keistimewaan beliau yang memiliki tanda-tanda seorang calon Nabi (irhas).   
 
Jadi memandang kelahiran bayi dari Ibu Siti Aminah dan Ayah Abdullah serta cucu dari penghulu kota Makkah, Abdul Muthallib, haruslah memandang kelahiran seorang manusia yang kelak pada usia 40 tahun diangkat sebagai Rasul utusan Allah Swt yang membawa risalah Islam, mendapatkan wahyu dari Allah Swt yang turun secara berangsur-angsur selama sekitar 23 tahun yang merupakan Kitabullah Al Quran yang merupakan mukjizat terbesarnya untuk mengalahkan dunia dan seluruh isinya sehingga Islam yang dibawanya berdaulat di muka bumi karena mengalahkan din-din yang lain (lihat QS. At Taubah ayat 33). 
 
Sepuluh tahun Islam berdaulat di kota Madinah di bawah kepemimpinan Baginda Nabi Muhammad Saw. telah berhasil berkuasa atas seluruh wilayah Jazirah Arab yang sekarang kira-kira meliputi wilayah Negara Saudi Arabia, Yaman, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Bahrain. Di tangan beliau terlahir kader-kader mukmin generasi Jannatul Firdaus yang luar biasa (lihat QS. Al Mu’minun ayat 1-11) baik dari kalangan Anshar maupun Muhajirin, yang mereka ridlo kepada Allah dan Allah ridlo kepada mereka (lihat QS. At Taubah ayat 100). Beliau wafat pada tahun 10 Hijriyyah dalam keadaan Islam sudah sempurna dalam ajaran dan penerapan dalam kehidupan yang sempurna.  Rasulullah Saw telah menyampaikan seluruh ajaran Islam yang beliau terima.  Dan beliau telah menerapkannya dalam kehidupan sebagai seorang Kepala Negara yang berpenduduk beberapa juta jiwa. Allah Swt berfirman: 

...pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. ...(QS. Al Maidah ayat 3).
 
Dalam kesempurnaan ajaran Islam yang terkumpul dalam Alquran dan As Sunnah dan kesempurnaan penerapan dalam Negara yang beliau pimpin dari kota Madinah yang memiliki konstitusi yang paling modern yakni Piagam Madinah, serta kesempurnaan pribadi dalam aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, Nabi Muhammad Saw tetaplah seorang manusia biasa, tidak naik kelas menjadi Tuhan. Allah Swt memerintahkan beliau Saw. menegaskan hal itu dalam firman-Nya: 
 
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi ayat 110)..
 
Inilah rahasia kenapa Allah Swt mensyariatkan agar kita mendoakan Nabi dengan sholawat dan salam. (lihat QS. Al Ahzab ayat 56). Agar terjaga ketauhidan kita kepada Allah dan tidak meserikatkan Allah SWT dengan siapapun termasuk baginda Nabi Muhammad Saw., al Insanul Kamil, Manusia yang Sempurna.  
 
Rabi’ul Awwal Bulan Hijrah Nabi ke Madinah 
 
Setelah dakwah mengalami dead lock di kota Makkah, dimana para pemimpin kaum Kafir Quraisy sudah tidak bisa lagi menggunakan aqal mereka untuk merespon kedatangan Nabi Muhammad Saw. yang memberikan cahaya hidayah kepada mereka dan menjanjikan kemuliaan hidup kepada mereka dengan Islam yang beliau bawa. Bahkan klimaknnya para pemimpin Kafir Quraisy itu bersepakat di Darun Nadwah untuk membunuh  putra terbaik Kaum Quraisy itu dengan makar yang sangat licik yakni mengirim pembunuh yang berasal dari seluruh kaum sehingga Bani Hasyim tidak bisa menuntut balas atas kematiannya.  
 
Namun Allah Swt membalas makar mereka dengan menyelamatkan Baginda Nabi Muhammad Saw dari kepungan para pemuda gabungan berbagai keluarga Suku Quraisy itu dengan cara menidurkan mereka sehingga Nabi Saw bisa melenggang keluar dari rumah beliau Saw. dan melewati  mereka lalu berangkat menuju Madinah sebagai tujuan hijrah yang diperintahkan.Bahkan Allah Swt menyelamatkan beliau Saw. dan Abu Bakar r.a. yang menemani beliau Saw dari kejaran kaum Quraisy dalam perjalanan hijrah. Allah Swt mengabadikan hal itu dalam firman-Nya: 

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Alquran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah ayat 40). 
 
Hijrah telah membuat Rasulullah Saw dan orang-orang mukmin yang mengikuti beliau mendapatkan tempat yang aman untuk mengaktualisasikan Islam sebagai sistem kehidupan. Kehidupan di kota Madinah justru menjadikan Islam semakin tampak kokoh sebagai system kehidupan. Jihad telah menjadi system perlindungan umat yang ampuh. Keadilan Islam yang terasa bagi umat dan warga Negara Madinah mejadikan Negara baru itu semakin kuat.  Kedudukan Masjid sebagai tempat apel generasi Islam sehari lima kali menjadikan revolusi Islam semakin mantap. Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, hingga penjanjian Hudaibiyah menjadi tonggak-tonggak kemajuan Negara baru. Delapan tahun hijrah ke Madinah Rasulullah Saw telah mematangkan kepemimpinan Rasulullah Saw sebagai negarawan yang kuat sekaligus panglima militer yang cemerlang. Pada tahun 8 H Beliau Saw kembali ke kota Mekkah dengan membawa 10 ribu pasukan bersenjata lengkap yang membuat kota Makkah bertekuk lutut tanpa syarat.  
 
Beliau pun masuk kota Makkah tanpa pertumpahan darah. Beliau  Saw memberikan pengumuman bahwa siapa yang masuk rumah pemimpin Quraisy Abu Sufyan selamat, yang masuk Masjidil haram selamat, yang menutup pintu rumah mereka selamat. Beliau pun memberikan pengampunan umum kepada kaum Quraisy. Hijrah yang terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal telah memberikan kemenangan yang gilang-gemilang. Dengan ditaklukkannya kota Makkah, Allah Swt memberikan kemenangan nyata sehingga seluruh jazirah Arab masuk Islam. (lihat QS. An Nashr ayat 1-2).   
 
Khatimah
 
Jelaslah kini bahwa bulan Rabi’ul Awwal adalah bulan yang memiliki nilai momentum historis yang luar biasa bagi perjuangan Baginda Nabi Muhammad Saw. Maka kiranya cukup alasan bagi umat Islam hari  ini menjadikan bulan Rabi’ul Awwal sebagai momentum untuk membuka kembali riwayat perjuangan dakwah, hijrah, dan jihad fi sabilillah yang dilakukan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. bersama para sahabatnya dalam menegakkan Dinul Islam hingga berdaulat dalam kehidupan. Wallahua’lam! 
KH Muhammad Al Khaththath
Sekjen Forum Umat Islam (FUI)
sumber: http://www.suara-islam.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Alasan Islam Larang Hubungan Suami-Istri Melalui Dubur

Majalah fajar Islam.com- JAKARTA --  Ketua Yayasan Dinamika Umat, Kahuripan, Kemang, Bogor, Ustaz Hasan Basri Tanjung, menuturkan setidaknya dua alasan mengapa Islam melarang hubungan suami-istri lewat dubur. "Melakukan hubungan suami-istri lewat dubur atau tempat yang tidak seharusnya merupakan perbuatan yang diharamkan agama," kata dia, Ahad (23/8).

Kasus Femicide di Turki Meningkat Tajam Setelah Kudeta Gagal

Majalah Fajar Islam-ANKARA -- Kasus  femicide  di Turki meningkat tajam sampai 25 persen dan mencapai 409 pada 2017, sehingga menyulut kemarahan masyarakat, yang menuntut tindakan yang lebih efektif terhadap masalah besar sosial itu.  Femicide  adalah pembunuhan terhadap seorang perempuan, oleh orang dekat atau mantan orang dekat. 

Psikologis Saipul Jamil Diperiksa untuk Pastikan Dugaan Kelainan Seksual

 Majalah Fajar Islam.com-JAKARTA -- Penyidik Polsek Kelapa Gading Jakarta Utara akan memeriksa psikologis pedangdut Saipul Jamil (SJ) yang menjadi tersangka pelecehan seksual terhadap remaja pria berinisial DS. "Yang bersangkutan (SJ) akan menjalani pemeriksaan psikologis dan psikiatri pada pekan depan," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Musyafak di Jakarta, Ahad (21/2).