majalah fajar Islam-ROCK HILL -- Seorang perempuan Muslim diusir keluar dari kampanye Donald Trump di Rock Hill, Carolina Selatan pada Jumat (8/1). Wanita Muslim itu berdiri ketika Trump membahas pengungsi Suriah.
Muslimah bernama Rose Hamid ini datang ke kampanye Trump menggunakan baju berwarna toska bertuliskan 'Salam, saya datang dengan damai'. Perempuan 56 tahun ini duduk tepat di kerumunan belakang Trump.
Saat menyampaikan pidato kampanyenya, Trump mengatakan bahwa pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang di Suriah telah terafiliasi dengan ISIS. Mendengar pernyataan tersebut, Hamid berdiri namun tidak mengatakan apa pun.
Tak berapa lama, pendukung Trump mulai riuh dan berteriak ke arahnya. "Keluar! Keluar! Kau punya bom!" kata mereka. Polisi langsung datang dan mengawalnya keluar. Seorang penonton yang ikut berdiri di sampingnya, Marty Rosenbluth juga dikawal keluar.
"Keburukan itu datang dengan cepat dan itu sangat menakutkan," kata Hamid pada CNN. Mayor Steve Thompson dari Rock Hill Police Departement mengatakan, Hamid dikeluarkan karena mengganggu.
"Siapa pun yang membuat segala macam kegaduhan harus dikawal keluar," katanya merujuk pada perintah tim kampanye.
Tim kampanye Trump tidak bisa dimintai tanggapan terkait kronologi dikeluarkannya Hamid. Selain Hamid, tiga orang lainnya juga dikeluarkan. Mereka mengenakan simbol bintang yang biasa dipakai Yahudi dalam Holocaust.
Pascapengusiran, Trump berkomentar singkat. "Kebencian yang melawan kita sangat tidak bisa dipercaya. Itu kebencian mereka, bukan kita," kata dia. Setelah insiden, Hamid mengatakan ia tidak berencana untuk membuat kegaduhan atau berbicara apa pun selama acara.
Ia mengaku hanya ingin menunjukan pada pendukung Trump bagaimana seorang Muslim. "Saya pikir, sebagian besar pendukung Trump mungkin tidak pernah bertemu seorang Muslim, jadi saya beri mereka kesempatan untuk bertemu satu," katanya.
Hamid adalah salah satu dari anggota kelompok yang ingin mengubah paradigma Islamofobia Trump. Beberapa diantara mereka datang ke kampanye Trump di Aiken, Carolina Selatan bulan lalu, termasuk Jibril Hough. Bedanya, Hough tidak hanya diam. Ia berteriak "Islam bukan masalah" ketika Trump berbicara tentang ekstrimis radikal Islam.
Muslimah bernama Rose Hamid ini datang ke kampanye Trump menggunakan baju berwarna toska bertuliskan 'Salam, saya datang dengan damai'. Perempuan 56 tahun ini duduk tepat di kerumunan belakang Trump.
Saat menyampaikan pidato kampanyenya, Trump mengatakan bahwa pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang di Suriah telah terafiliasi dengan ISIS. Mendengar pernyataan tersebut, Hamid berdiri namun tidak mengatakan apa pun.
Tak berapa lama, pendukung Trump mulai riuh dan berteriak ke arahnya. "Keluar! Keluar! Kau punya bom!" kata mereka. Polisi langsung datang dan mengawalnya keluar. Seorang penonton yang ikut berdiri di sampingnya, Marty Rosenbluth juga dikawal keluar.
"Keburukan itu datang dengan cepat dan itu sangat menakutkan," kata Hamid pada CNN. Mayor Steve Thompson dari Rock Hill Police Departement mengatakan, Hamid dikeluarkan karena mengganggu.
"Siapa pun yang membuat segala macam kegaduhan harus dikawal keluar," katanya merujuk pada perintah tim kampanye.
Tim kampanye Trump tidak bisa dimintai tanggapan terkait kronologi dikeluarkannya Hamid. Selain Hamid, tiga orang lainnya juga dikeluarkan. Mereka mengenakan simbol bintang yang biasa dipakai Yahudi dalam Holocaust.
Pascapengusiran, Trump berkomentar singkat. "Kebencian yang melawan kita sangat tidak bisa dipercaya. Itu kebencian mereka, bukan kita," kata dia. Setelah insiden, Hamid mengatakan ia tidak berencana untuk membuat kegaduhan atau berbicara apa pun selama acara.
Ia mengaku hanya ingin menunjukan pada pendukung Trump bagaimana seorang Muslim. "Saya pikir, sebagian besar pendukung Trump mungkin tidak pernah bertemu seorang Muslim, jadi saya beri mereka kesempatan untuk bertemu satu," katanya.
Hamid adalah salah satu dari anggota kelompok yang ingin mengubah paradigma Islamofobia Trump. Beberapa diantara mereka datang ke kampanye Trump di Aiken, Carolina Selatan bulan lalu, termasuk Jibril Hough. Bedanya, Hough tidak hanya diam. Ia berteriak "Islam bukan masalah" ketika Trump berbicara tentang ekstrimis radikal Islam.
Hamid bercerita bahwa tidak semua orang menentangnya saat itu. Beberapa orang memegang tangannya dan meminta maaf ketika ia dipaksa keluar ruangan. "Orang-orang di sekitar saya, yang kami sempat berbincang, sangat manis," kata dia.
Sementara orang-orang yang hanya melihatnya sekilas terlihat membencinya. Setelah insiden pengusiran, Hamis menyimpulkan sesuatu. "Ini menunjukan bagaimana ketika anda memulai tidak memanusiakan seseorang, itu akan mengubah mereka jadi sangat penuh kebencian," kata Hamid.
Hamid adalah ibu dua anak yang merupakan pendiri kelompok Muslim Woman of Carolina bersama anak perempuannya. Ia juga menulis kolom untuk The Charlotte Observer. Hamid dibesarkan di Amerika setelah lahir dari ibu Kolombia dan ayah Palestina.
Hamid sebelumnya adalah seorang pramugari dan memutuskan memakai kerudung pada 2005. Ketika insiden 11 September, ia dikritik atas keputusannya itu. Namun ia memilih teguh.
Sementara orang-orang yang hanya melihatnya sekilas terlihat membencinya. Setelah insiden pengusiran, Hamis menyimpulkan sesuatu. "Ini menunjukan bagaimana ketika anda memulai tidak memanusiakan seseorang, itu akan mengubah mereka jadi sangat penuh kebencian," kata Hamid.
Hamid adalah ibu dua anak yang merupakan pendiri kelompok Muslim Woman of Carolina bersama anak perempuannya. Ia juga menulis kolom untuk The Charlotte Observer. Hamid dibesarkan di Amerika setelah lahir dari ibu Kolombia dan ayah Palestina.
Hamid sebelumnya adalah seorang pramugari dan memutuskan memakai kerudung pada 2005. Ketika insiden 11 September, ia dikritik atas keputusannya itu. Namun ia memilih teguh.
Sumber : CNN/Daili Mail
Komentar
Posting Komentar